Sejarah Desa Beran
Desa Beran, sebelum terbentuk di sekitar tahun 1800 M (abad 18) di suatu Desa di kecamatan Kepil ada seorang yang mempunyai kelebihan dalam ilmu kanuragan dan kebathinan yang bernama Kyai Brojo Sentiko (Kyai Rujak Polo), Beliau adalah keturunan dari raja mataram. Pada saat itu beliau diberi tugas oleh raja mataram untuk babat alas (bubak sengeni) wilayah yang sekarang disebut desa Beran. Namun perjalanan beliau tidaklah mulus. Ada saudara dari Kyai Brojo Sentiko (Kyai Rujak Polo) yang tinggal di daerah Purworejo yang kebetulan menjadi antek penjajah disuruh untuk menguasai desa Beran dan sekitarnya. Namun Kyai Brojo Sentiko tidak tinggal diam dan dilawanlah saudaranya itu dan terjadilah perang tanding sampai titik darah penghabisan di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Tempuran. Tempuran yang terletak di desa Beran ini adalah pertemuan sungai Capar dan sungai Krengseng. Di sungai tersebut Kyai Brojo Sentiko (Kyai Rujak Polo) bertempur dengan saudaranya yang ikut penjajah dengan menggunakan senjata yang mempunyai kekuatan bagai halilintar yang sampai sekarang dikenal oleh masyarakat dengan nama Godo Rujak Polo (Kyai Rujak Polo). Dan air sungai tersebut sekarang dipercaya oleh sebagian masyarakat dapat untuk menyembuhkan penyakit, terutama penyakit gila. Adapun petilasan Kyai Brojo Sentiko sekarang dikenal dengan nama bukit Rujak Polo yang artinya rujak dari otak kepala manusia, yang anehnya sering terdengan suara seperti bom meledak apabila akan terjadi suatu peristiwa di desa Beran. tempat ini sering dikunjungi orang dari daerah Borobudur dan Yogyakarta untuk ngalap berkah. Adapun kepemipinan desa Beran setelah Kyai Brojo Sentiko (Kyai Rujak Polo) antara lain :
1. Bapak Singo Leksono
2. Bapak Cawedono
3. Bapak Cokrosumarto
3. Bapak Glondong Prawiro Mulyo
4. Bapak Mukri
5. Bapak Glondong Prawiro Subroto
6. Bapak Iskandar Dinoto
7. Bapak Sutomo
8. Bapak Wagiman periode 2008 s/d 2013.
9. Bapak Wagiman Periode 2017 s/d 2022
Pada masa lampau desa Beran hanya terdiri dari Krajan, Mranggen, Beran Wetan dan Bungkang Rukem. Namun setelah ada kebijakan pemerintah digabung dengan Grogol dan Parakandawa. Selain petilasan Rujak Polo di desa Beran juga ada petilasan / makam yang lain, yaitu :
- Makam Mbah Mranggi, bertempat di dusun Mranggen
- Tempat sholat Kyai Suto Dinonggo, yaitu bertempat di pinggir sungai Bogowonto ada sebuah batu besar yang dulunya digunakan sebagai sholat Kyai Suto Dinonggo, dan pada batu tersebut terdapat bekas muka, telapak tangan dan kaki seperti orang sedang sujud.
Ketiga tempat tersebut oleh masyarakat desa Beran sampai saat ini masih dipelihara dan dihormati sebagai tempat bersejarah dan selalu diadakan ritual setiap menjelang hari raya maupun apabila desa akan mengadakan hajatan besar.
1. Masa Kepemimpinan Bp. Glondong Prawiro Mulyo
Setelah Simbah Cawedono wafat kemudian belum ada pemilihan Kepala Desa seperti sekarang, maka sebagai penerus kepemimpinan sebagai Kepala Desa Beran adalah Simbah glondong Prawiro Mulyo, pada masa itu Desa menjadi lebih aman, kesatuan OPR (Hansip) bertambah kuat, Pemuda dibawah naungan OPR, pada masa itu sekitar tahun 1958 Pemerintahan Simbah glondong Prawiro Mulyo bersama rakyatnya membangun lapangan desa Beran.
2. Masa kepemimpinan Bapak Mukri
Setelah Simbah glondong Prawiro Mulyo wafat, diadakan pemilihan lurah desa yang diikuti oleh 2 (dua) orang calon yaitu Simbah Mukri dan Simbah Prawiro Subroto.
Pada pemilihan tersebut dimenangkan oleh Simbah Mukri. Dan beliau desa beran, namun hanya sebentar, yaitu sekitar 4 tahun beliau wafat.
3. Masa Kepemimpinan Bapak Glondong Prawiro Subroto
Setelah Simbah Mukri wafat lurah desa dijabat oleh Bapak Glondong PrawiroSubroto. Beliau mempimpin dengan penuh wibawa, sehingga rakyat tunduk dengan perintahnya. Pada saat itu pembangunan mulai pesat, terbukti dengan dibangunnya saluran-saluran irigasi untuk mengairi sawah dan didirikannya sekolah. Dan sampai wafat beliau digantikan oleh Simbah carik Iskandar Dinoto dan selanjutnya diteruskan oleh Bapak Sutomo. Simbah carik Iskandar Dinoto menjabat selama 16 tahun dan Bapak Sutomo menjabat selama 2 periode namun belum sampai selesai sudah meninggal dunia pada tahun 2002, pada masa pemerintahan Simbah carik Iskandar Dinoto dan Bapak Sutomo pembangunan dilaksanakan hampir disemua bidang, antara lain :
- Pembagunan saluran irigasi
- Pembangunan jalan rolak antar dusun
- Pembangunan Balai Desa dan Kantor Desa
4. Masa Kepemimpinan Bapak Iskandar Dinoto
Bapak Iskandar Dinoto memimpin pemerintahan desa Beran melanjutkan kepemimpinan Bapak Glondong Prawiro Subroto selama 2 periode. Selama pemerintahannya desa Beran semakin maju dan masyarakatnya semakin peduli terhadap pendidikan.
Selama memimpin banyak dibangun sarana prasarana desa antara lain :
- Pembangunan jalan kampung
- Pembangunan jembatan Bogowonto, Capar, Krengseng dan Kapulogo
- Pembangunan pos kamling
- Saluran irigasi
- Masa Kepemimpinan Bapak Sutomo
Bapak Kepala Desa Sutomo memimpin selama 2 periode dari tahun 1989 s/d 2002, sebelum habis masa baktinya beliau meninggal dunia.
Selama memimpin pemeritahan desa Beran bisa mewujudkan persatuan dan persatuan masyarakat. Masyarakat menjadi rukun. Disamping itu pada masanya desa Beran bisa mendapatkan juara nasional lomba mina padi sehingga bisa mengangkat nama desa Beran di tingkat nasional. Pada tahun 2002 menjadi cikal bakal didirikannya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sampai sekarang sudah semakin maju yang semoga kedepan bisa meningkatkan Pendapatan Asli Desa.
5. Masa Kepemimpinan Bapak Wagiman, S.Pd.I.
Adapun sejarah pembangunan Desa Beran masa kepemimpinan Bapak WAGIMAN, S.Pd.I. adalah sebagai berikut :
- Tahun 2004, dengan ADD membangunan senderan keliling lapangan
- Tahun 2004, dengan ADD membangun senderan saluran sampang, bulus
- Tahun 2005, dengan ADD membangun senderan saluran gremeng, plampean
- Tahun 2006, dengan ADD membangun senderan saluran blembeng, aji
- Tahun 2007 s/d 2010, dengan ADD program betonisasi dan pavingsasi jalan kampung di setiap kampung.
- Tahun 2007 s/d 2010, dengan ADD program pembangunan jembatan grogol, krengseng sebanyak 5 jembatan.
- Tahun 2006 dengan PNPM membangun saluran dan TK Pertiwi
- Tahun 2008 s/d 2010, ADD membangun balai desa dan poliklinik desa.
Sampai saat ini banyak pembangunan sarana dan prasarana yang telah dibangun, semoga masyarakat juga ikut peduli untuk menjaga dan memelihara hasil pembangunan.
Disamping itu semoga desa Beran bisa menjadi desa yang desa yang maju dan berprestasi, baik dari sumberdaya aparatur pemerintahan desa dengan meningkatkan kemampuan dan kepedulian dalam bekerja dan juga masyarakatnya yang bisa mendukung program kerja yang telah di musyawarahkan bersama.
Semoga Alloh SWT menjadikan desa Beran menjadi Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur. Amin...